Panduan bagi Jamaah yang Akan Umrah
Umrah adalah salah satu perjalanan spiritual yang sangat diidam-idamkan oleh umat Islam. Walaupun tidak wajib seperti haji, umrah punya nilai ibadah yang luar biasa. Selain membuat hati terasa lebih tenang, perjalanan ini juga menjadi momen untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena dilaksanakan di dua kota suci, Makkah dan Madinah, setiap langkah dalam umrah punya makna yang dalam dan tidak boleh dilakukan sembarangan.
Nah, supaya ibadah umrah berjalan lancar dan sesuai tuntunan, jamaah perlu memahami manasik umrah. Ini adalah rangkaian tata cara ibadah, mulai dari niat, ihram, tawaf, sa’i, hingga tahallul. Di artikel ini, kita bahas semuanya dengan jelas dan santai, biar Anda bisa memahaminya tanpa bingung.
1. Niat dan Pakaian Ihram
Seperti ibadah lainnya, umrah juga dimulai dengan niat yang ikhlas. Niat ini dilakukan sebelum jamaah memasuki wilayah miqat, yaitu batas yang sudah ditetapkan untuk memulai ihram. Begitu melewati miqat, Anda wajib sudah dalam keadaan ihram dan siap menjalankan rangkaian ibadah.
Pakaian Ihram
Pria: Menggunakan dua lembar kain putih yang tidak dijahit. Satu untuk bagian bawah dan satu lagi untuk bagian atas.
Wanita: Boleh mengenakan pakaian apa saja selama longgar, menutup aurat, dan tidak berlebihan. Tidak ada pakaian ihram khusus untuk wanita.
Setelah mengenakan pakaian ihram, jamaah berniat melaksanakan umrah. Niat ini cukup diucapkan dalam hati, lalu membaca kalimat:
"Labbayk Allahumma Umrah"
Kalimat ini menandakan bahwa jamaah sudah masuk ke dalam keadaan ihram.
2. Tawaf Qudum atau Tawaf Kedatangan
Begitu sampai di Masjidil Haram, jamaah dianjurkan melakukan tawaf, yaitu mengelilingi Ka'bah tujuh kali. Ini disebut tawaf qudum atau tawaf kedatangan, sebagai bentuk syukur karena telah tiba di Tanah Suci.
Proses Tawaf
Masuk ke area Masjidil Haram dan menuju Ka'bah.
Memulai tawaf dengan niat mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh putaran.
Saat tawaf, pastikan berjalan di luar Hijr Ismail.
Jika memungkinkan, jamaah boleh menyentuh atau mencium Hajar Aswad. Jika tidak bisa, cukup mengangkat tangan saat melewatinya.
Setiap putaran bisa diisi dengan dzikir atau doa. Tidak ada bacaan wajib, jadi jamaah bisa berdoa dengan bahasa yang paling nyaman.
3. Shalat Tawaf dan Doa di Multazam
Setelah tawaf selesai, jamaah melaksanakan shalat sunnah dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim. Tempat ini sangat bersejarah karena dianggap lokasi Nabi Ibrahim AS berdiri saat membangun Ka'bah.
Doa di Multazam
Multazam adalah area antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah. Tempat ini dikenal sebagai salah satu lokasi mustajab untuk berdoa. Banyak jamaah yang meluangkan waktu untuk berdoa lebih lama di sini.
4. Sa’i antara Safa dan Marwah
Sa’i merupakan perjalanan bolak-balik antara Bukit Safa dan Bukit Marwah sebanyak tujuh kali. Ibadah ini mengenang perjuangan Siti Hajar saat mencari air untuk Nabi Ismail.
Proses Sa’i
Dimulai dari Bukit Safa sambil menghadap Ka'bah dan membaca doa.
Berjalan menuju Marwah sambil berdoa atau berdzikir.
Dari Marwah kembali ke Safa untuk memulai perjalanan berikutnya.
Total perjalanan adalah tujuh kali, dihitung dari Safa ke Marwah sebagai satu kali.
Sa’i boleh dilakukan sambil berjalan santai. Di beberapa area jamaah laki-laki disunnahkan berlari-lari kecil, namun wanita tidak disunahkan berlari.
5. Tahallul atau Mencukur Rambut
Setelah menyelesaikan sa’i, tibalah saat tahallul. Ini adalah proses mencukur atau memotong rambut sebagai tanda bahwa jamaah telah menyelesaikan umrah.
Pria: Boleh mencukur habis rambut atau cukup memotong sebagian. Banyak jamaah memilih mencukur habis untuk pahala yang lebih besar.
Wanita: Cukup memotong sedikit ujung rambut, sekitar satu ruas jari.
Dengan tahallul, jamaah resmi keluar dari keadaan ihram.
6. Tahapan Wajib dan Sunnah dalam Umrah
Selain amalan wajib, ada beberapa sunnah yang bisa menambah kesempurnaan ibadah.
A. Shalat Sunnah
Jamaah dianjurkan memperbanyak shalat sunnah, seperti tahajud, rawatib, atau shalat sunnah di antara tawaf dan sa’i.
B. Berdoa
Umrah adalah momen terbaik untuk memperbanyak doa. Banyak tempat mustajab seperti Multazam, dekat Hajar Aswad, dan saat tawaf.
C. Membaca Al Quran dan Dzikir
Selama berada di Masjidil Haram, membaca Al Quran dan berdzikir sangat dianjurkan untuk menambah pahala.
7. Hal Penting yang Perlu Diperhatikan
Beberapa hal ini perlu diperhatikan agar manasik berjalan sesuai tuntunan:
- Menjaga wudhu. Sebisa mungkin tetap dalam keadaan suci selama tawaf.
- Tidak memaksakan menyentuh Ka'bah. Jika kondisi padat, tidak perlu memaksakan diri. Keselamatan lebih utama.
- Menjauhi larangan ihram. Seperti memakai wangi-wangian, memotong kuku, berburu, atau bertengkar.
8. Doa yang Dianjurkan Selama Manasik
Tidak ada doa wajib, namun beberapa doa yang lazim dibaca antara lain:
- Doa saat tawaf: memohon ampunan, rahmat, dan surga.
- Doa saat sa’i: memohon keberkahan dan kemudahan.
- Doa di Multazam: memohon segala kebaikan dunia dan akhirat.
9. Kesimpulan
Manasik umrah adalah rangkaian ibadah yang penuh makna. Dengan memahami tata cara dan adabnya, kita bisa melaksanakan ibadah ini dengan lebih tenang, khusyuk, dan penuh kesadaran. Setiap langkah, mulai dari niat hingga tahallul, mengajarkan tentang kesabaran, ketulusan, dan keteguhan hati. Semoga panduan ini membantu Anda mempersiapkan diri menjelang berangkat umrah, dan semoga ibadah Anda diterima Allah SWT serta membawa banyak berkah dalam hidup.
0 Komentar