Panduan Memilih Travel Haji & Umrah yang Legal dan Aman

Hindari Penipuan, Raih Ketenteraman Ibadah

Ibadah haji dan umrah adalah momen sakral yang penuh harapan. Namun tidak sedikit calon jemaah yang mengalami masalah lantaran memilih travel yang tidak legal atau tidak profesional mulai dari gagal berangkat, akomodasi buruk, hingga penipuan visa. Dalam ekosistem perjalanan ibadah, peran biro perjalanan (travel/PPIU/PIHK) sangat krusial sebagai jembatan antara jemaah dan otoritas Arab Saudi.

Artikel ini akan membedah secara komprehensif cara memilih travel yang legal, kredibel, dan aman untuk haji atau umrah. Anda akan mendapatkan pemahaman tentang regulasi, indikator travel terpercaya, contoh kasus nyata, serta tips praktis agar perjalanan ibadah Anda berjalan lancar.

1. Kerangka Regulasi & Lembaga Pengawas

1.1 Izin dan Regulasi Indonesia

Di Indonesia, travel yang menyelenggarakan perjalanan umrah harus memiliki izin sebagai PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah), dan untuk haji khusus sebagai PIHK (Penyelenggara Ibadah Haji Khusus). Travel yang tidak memiliki izin tersebut sejatinya tidak legal dan berisiko.

Kementerian Agama (Kemenag) menyediakan daftar PPIU terdaftar melalui portal SIMPU (sistem informasi penyelenggara umrah) yang bisa diakses publik. Travel resmi akan tercantum dalam sistem tersebut dengan nomor SK (Surat Keputusan), alamat, dan data manajemen.

Para PPIU juga diwajibkan memiliki sertifikasi sesuai Keputusan Menteri Agama Nomor 1251 Tahun 2021. Agen-agen yang belum bersertifikasi dapat dikenai pembekuan izin operasional atau pencabutan izin jika tidak memenuhi syarat dalam batas waktu yang ditentukan.

Sejauh ini, Kemenag juga aktif mencabut izin travel yang terbukti melakukan pelanggaran berat misalnya kasus pencabutan izin PT Naila Syafaah Wisata Mandiri karena gagal memberangkatkan atau memulangkan jemaah.

Penting: regulasi bisa berubah misalnya persyaratan baru dari Arab Saudi mengenai pra-pemesanan hotel/transportasi untuk visa umrah 2025.

1.2 Sanksi dan Pengawasan

Travel nakal tidak hanya menghadapi pencabutan izin administratif, namun juga tindakan hukum pidana apabila merugikan jemaah atau menggunakan mekanisme ilegal. DPR RI telah mendorong agar sanksi terhadap travel nakal ditingkatkan, termasuk pencabutan izin dan penegakan pidana.

Beberapa travel bahkan diberikan surat peringatan bertingkat (peringatan ke-3) jika belum mematuhi persyaratan sertifikasi hingga batas waktu tertentu.

Secara keseluruhan, landasan regulasi ini menegaskan bahwa memilih travel tanpa izin atau track record jelas adalah risiko tinggi.

2. Indikator Travel yang Legal dan Terpercaya

Berikut ciri-ciri dan indikator objektif yang bisa Anda gunakan untuk menilai apakah suatu travel haji/umrah pantas dipercaya:

Memilih biro perjalanan haji dan umrah yang terpercaya membutuhkan ketelitian dan kecermatan. Ada sejumlah indikator penting yang perlu Anda pahami dan cermati sebelum memutuskan menyerahkan ibadah Anda kepada pihak travel tertentu.

Pertama, pastikan travel tersebut terdaftar secara resmi di Kementerian Agama (Kemenag) sebagai PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah) atau PIHK (Penyelenggara Ibadah Haji Khusus). Anda bisa mengeceknya langsung di website resmi SIMPU ([https://simpu.kemenag.go.id](https://simpu.kemenag.go.id)). Jika nama travel tidak tercantum, itu berarti belum terdaftar secara legal, dan sebaiknya dihindari.

Kedua, periksa apakah mereka memiliki nomor SK resmi serta sertifikasi operasional yang valid. Nomor SK (Surat Keputusan) ini adalah bukti bahwa izin mereka telah disahkan dan diakui negara. Jangan ragu untuk menanyakan dokumen ini langsung kepada pihak travel, termasuk masa berlaku izinnya.

Ketiga, travel yang terpercaya pasti memiliki alamat kantor yang jelas dan bisa dikunjungi secara langsung. Kantor fisik yang profesional bukan sekadar toko kecil atau ruko tanpa aktivitas operasional menjadi indikator bahwa travel tersebut memang serius menjalankan usahanya, bukan abal-abal.

Keempat, reputasi adalah hal yang tak kalah penting. Track record atau rekam jejak bisnis travel bisa dilihat dari seberapa sering mereka memberangkatkan jemaah, bagaimana ulasan para alumninya, dan apa yang dibicarakan di media sosial atau forum jemaah. Jangan mudah terpikat oleh testimoni di situs mereka sendiri lebih baik cari ulasan dari sumber independen.

Kelima, travel yang baik akan memberikan informasi paket secara transparan dan mendetail. Anda berhak tahu nama hotel tempat menginap, jarak hotel ke Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, jenis transportasi yang digunakan, jumlah peserta dalam satu grup, hingga fasilitas tambahan seperti city tour atau bimbingan manasik. Jika informasi ini diberikan secara samar, sebaiknya waspada.

Keenam, sistem pembayaran juga harus resmi dan aman, yaitu ke rekening perusahaan, bukan ke rekening pribadi agen. Travel profesional akan memberikan bukti pembayaran resmi, kuitansi, dan surat perjanjian. Hindari travel yang meminta uang muka besar tanpa memberikan kontrak atau dokumen resmi.

Ketujuh, travel yang menawarkan harga terlalu murah secara tidak masuk akal perlu dicurigai. Biaya akomodasi, tiket pesawat, visa, dan konsumsi di Arab Saudi memang tinggi. Jika ada travel yang menawarkan paket super murah, ada kemungkinan mereka menekan kualitas atau bahkan melakukan praktik penipuan.

Kedelapan, travel profesional tidak menggunakan sistem MLM atau skema rekrutmen berantai. Jika travel mengharuskan Anda mengajak jemaah lain agar bisa berangkat gratis, ini merupakan tanda praktik tidak sehat. Fokus travel seharusnya pada pelayanan jemaah, bukan perekrutan.

Kesembilan, perhatikan apakah travel tersebut memberikan jaminan keberangkatan dan kebijakan refund (pengembalian uang) yang jelas. Jika terjadi kegagalan pemberangkatan karena visa tidak keluar atau kendala lain, travel yang baik akan siap mengembalikan dana atau memberikan solusi yang adil bagi jemaah.

Kesepuluh, perhatikan pula dukungan pasca-pendaftaran: apakah mereka memiliki layanan pelanggan, nomor darurat, pembimbing ibadah, serta informasi lengkap soal keberangkatan, visa, dan asuransi? Travel yang bertanggung jawab tidak akan menghilang setelah Anda membayar, justru semakin aktif membimbing jemaah menjelang keberangkatan.

Dengan memahami dan menerapkan indikator-indikator ini, Anda akan lebih siap memilih travel umrah dan haji yang aman, legal, dan profesional sehingga ibadah Anda berlangsung dengan tenang dan fokus, tanpa gangguan administratif atau teknis yang merugikan.

3. Contoh Kasus & Pelajaran dari Travel Bermasalah

Menjadi pelajaran nyata bahwa tidak semua jasa travel bisa dipercaya. Berikut beberapa contoh:

PT Naila Syafaah Wisata Mandiri (NSWM)
Izin dicabut karena terbukti melakukan pelanggaran berulang: gagal memberangkatkan, menelantarkan jemaah, dan gagal memulangkan.

Pembekuan izin ratusan PPIU
Kemenag membekukan izin operasional 345 PPIU karena belum menyelesaikan sertifikasi. Juga 50 travel mendapatkan surat peringatan ke-3 karena belum menuntaskan sertifikasi.

Red flag agen haji & umrah non BPIH / visa ilegal
Tanda bahaya salah satunya tidak menggunakan sistem BPIH, atau menggunakan visa ziarah bukan visa haji/umrah resmi.

Kasus-kasus ini menegaskan pentingnya verifikasi secara menyeluruh sebelum memilih travel agar jemaah tidak menjadi korban penipuan atau layanan buruk.

4. Tips Praktis Memilih Travel – Langkah Demi Langkah

Berikut langkah konkret yang bisa Anda ikuti agar tidak tersalah pilih:

1. Lakukan riset awal
Gunakan internet, media sosial, atau komunitas jemaah untuk mencari travel lokal dan ulasan mereka.

2. Cek legalitas via SIMPU
Masukkan nama travel di SIMPU Kemenag untuk memastikan status legal. Jika tidak muncul, itu menjadi sinyal waspada.

3. Kunjungi kantor fisik
Jika memungkinkan, kunjungi kantor travel secara langsung. Amati profesionalisme, identitas perusahaan, dan legalitas kantor.

4. Tanyakan nomor SK, masa berlaku, sertifikasi
Pastikan travel memberi bukti otentik, bukan sekadar klaim lisan.

5. Minta rincian paket secara tertulis
Sertakan nama hotel, jarak ke masjid, jenis transportasi, pembimbing, jadwal wisata, dan biaya tersembunyi.

6. Bandingkan lebih dari satu agen
Jangan langsung memilih agen pertama; bandingkan harga, fasilitas, dan reputasi.

7. Perhatikan metode pembayaran
Gunakan metode pembayaran resmi ke rekening perusahaan, jangan melalui rekening pribadi.

8. Minta surat perjanjian atau kontrak
Pastikan ada perjanjian tertulis yang memuat syarat pengembalian dana, jaminan keberangkatan, dan tanggung jawab pihak travel.

9. Konfirmasi visa & kuota
Pastikan travel sudah memiliki kuota visa dan memprosesnya secara benar, bukan janji belaka.

10. Cek kelengkapan dokumen & asuransi
Pastikan travel menyediakan dokumen perjalanan lengkap dan skema asuransi bagi jemaah.

Contoh dari seorang jemaah di Reddit:

“The best way to do umrah is to not use any travel agencies and book it all by yourself! … but make sure if you're going through agency, careful with their reviews…”

Artinya: bagi sebagian orang, merencanakan sendiri (do-it-yourself) bisa lebih aman jika dilakukan dengan cermat, tapi jika menggunakan travel, kehati-hatian ekstra mutlak dibutuhkan.

5. Tantangan Terbaru & Adaptasi yang Perlu Diketahui

Memilih travel bukan hanya soal masa kini, tapi juga bagaimana travel tersebut mampu beradaptasi terhadap perubahan. Beberapa tantangan terkini:

Perubahan regulasi visa umrah 2025
Arab Saudi kini mewajibkan pra-pemesanan hotel dan transportasi sebelum visa disetujui. Travel yang tidak dapat memfasilitasi ini dapat menimbulkan hambatan ketika pengurusan visa.

Persyaratan sertifikasi PPIU berjalan
Travel kecil atau baru bisa kewalahan memenuhi persyaratan sertifikasi tepat waktu, sehingga rentan terkena pembekuan izin.

Kenaikan biaya & inflasi di Arab Saudi
Biaya hotel, transportasi, dan logistik di Makkah/Madinah terus meningkat, sehingga travel bisa memotong fasilitas demi menekan biaya calon jemaah harus siap bertanya secara rinci fasilitas yang dijanjikan.

Potensi travel nakal pop-up
Beberapa agen muncul mendadak di media sosial dengan jargon umrah cepat, tanpa antre, atau bonus besar. Banyak di antaranya tidak memiliki izin resmi. Kemenag pun memperingatkan publik agar cermat terhadap penawaran semacam ini.

Teknologi digital & persaingan
Travel modern yang mampu memanfaatkan aplikasi, sistem pemesanan otomatis, dokumentasi digital, dan layanan purna jual akan lebih dipercaya jemaah modern yang melek teknologi.

Penutup

Memilih travel haji dan umrah yang aman dan legal bukanlah perkara sepele. Kesalahan dalam memilih bisa menimbulkan kerugian materi, emosional, dan bahkan spiritual. Dengan memahami regulasi, indikator travel terpercaya, dan mengikuti tips praktis di atas, diharapkan Anda lebih cermat dalam menentukan pilihan agar ibadah Anda berjalan lancar dan khusyuk.

Perlu diingat: ibadah umrah dan haji adalah amanah ilahi. Memilih travel yang tepat bukan hanya soal kenyamanan, tapi tentang menjaga niat, keikhlasan, dan integritas ibadah. Semoga Anda mendapatkan perjalanan yang penuh berkah dan ketenangan.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Muncul)

Q1. Apakah travel DIY (tidak menggunakan agen) lebih aman?
A: Itu tergantung kesiapan Anda. Kalau Anda paham prosedur visa, akomodasi, transportasi, dan regulasi Arab Saudi, memang DIY bisa lebih hemat dan transparan. Namun jika salah satu elemen lemah, risiko tinggi muncul.

Q2. Bagaimana cara mengecek travel yang terdaftar di Kemenag?
A: Buka situs SIMPU ([https://simpu.kemenag.go.id](https://simpu.kemenag.go.id)), pilih menu PPIU, lalu masukkan nama agen atau nomor SK. Jika muncul data lengkap, itu travel resmi.

Q3. Apakah paket umrah murah selalu penipuan?
A: Tidak selalu, tapi harus dicermati betul fasilitas yang ditawarkan. Jika harga sangat jauh di bawah rata-rata tanpa penjelasan logis, bisa jadi ada elemen hidden cost atau penipuan.

Q4. Apa risiko memilih travel tanpa sertifikasi?
A: Travel bisa dibekukan izinnya, gagal memberangkatkan jemaah, atau bahkan dicabut izin dan terjerat hukum jika terbukti merugikan.

Q5. Apakah travel dengan sistem MLM itu berbahaya?
A: Ya, karena seringkali berfokus pada rekrutmen, bukan pada kualitas layanan jemaah. Sebaiknya hindari agen travel yang mengharuskan Anda mengajak orang lain agar bisa berangkat.

Referensi & Sumber Berita:

Kompas.com: Cara Cek Biro Umrah Resmi Kemenag.
Hudaya Safari: Ratusan travel umrah dihentikan sementara izin operasinya.
Kompas.com (Money): Kemenag Cabut Izin Travel Umrah PT Naila Syafaah Wisata Mandiri.
The Times of India: New Visa Rules for Umrah 2025 (Saudi Arabia makes hotel and transport pre-booking mandatory).
Kemenag RI: DPR Rekomendasikan Cabut Izin Travel Haji dan Umrah 'Nakal'.
Jurnas.com: Kemenag Beri Surat Peringatan Terakhir untuk 50 Travel Umrah.
IDN Times: 10 Tips Memilih Jasa Travel Umrah yang Terpercaya dan Nyaman.
Detik Hikmah: Kenali Tanda 'Red-Flag' Biro Travel Haji.
Reddit (r/Umrah): Diskusi mengenai pengalaman menggunakan agen travel umrah.

Posting Komentar

0 Komentar